Rabu, 24 September 2014

Unforgettable Experience: Missed Flight


Tanggal 14 September 2014 mungkin adalah salah satu tanggal paling bersejarah dalam hidup saya. Bagaimana tidak? Saya mengalami pengalaman pertama (dan mudah-mudahan yang terakhir) ketinggalan pesawat, sendirian, di negara orang pula!

Jadwal pesawat saya pada saat itu adalah jam 08:36 am terbang dari Kuala Lumpur langsung menuju Balikpapan. Terakhir saya ke Malaysia dengan Air Asia, bandaranya masih di LCCT. Dan seingat saya perjalanan menuju ke gate tidak seberapa jauh, bisa ditempuh hanya dalam waktu beberapa menit berjalan santai dengan trolley. Pikiran yang menyepelekan itulah yang menjadi awal mula dari bencana yang terjadi kepada saya. 

Kuala Lumpur International Airport (KLIA) yang baru menurut saya sama sekali tidak menggampangkan penumpang untuk menuju ke pesawat bagi yang akan berangkat atau menuju ke pengambilan bagasi , bagi yang baru tiba. Meskipun fasilitas-fasilitas yang disediakan mengalahkan Bandara sokarno-hatta seperti fasilitas wifi, duty free store, dan lain-lain. Tapi dari segi jarak untuk menuju ke tempat tertentu sangatlah jauh karena bandara tersebut memang luas sekali. Setelah saya menyerahkan bagasi untuk check in, saya menjadi lebih santai dan berniat untuk melihat-lihat KLIA yang baru ini. Konsepnya memang seperti bandara-mall sehingga membuat saya sedikit terlena untuk sightseeing. Saya lihat jam tangan saya, waktu masih menunjukkan pukul 07:20. Masih cukup banyak waktu untuk membeli sesuatu atau menjelajahi area tertentu di KLIA. 

Pertama-tama saya masuk ke "Be Duty Free" dan membeli coklat-coklat yang enak dan tidak dijual di Balikapan. Setelah mampir ke Be Duty Free, ada beberapa toko baju dan sepatu yang bagus , masuklah saya kesana. Hingga waktu menunjukkan pukul 07:40 dan pada saat saya cek boarding pass saya tertulis bahwa saya harus berada di gate maksimal pukul 07:40. Spontan saya mulai panik tapi tetap berusaha untuk terlihat tenang dan berlari-lari kecil menuju ke gate. Setelah saya sampai di security check kepanikan saya bertambah melihat antrian panjang para calon penumpang. Belum lagi ketatnya proses pemeriksaan yang mengharuskan melepas ikat pinggang, jam tangan dan segala sesuatu yang berbahan logam dan sejenisnya. 

Setelah melalui antrian panjang itu, saya tidak bisa menyembunyikan kepanikan saya lagi dan segera menuju ke gate Q17! Gate tersebut serasa berada di ujung dunia jauhnya. Dan akhirnya dengan menghiraukan kelelahan saya karena berjalan cukup jauh hingga tiba ke gate, saya akhirnya tiba juga. Tidak ada calon penumpang yang masih ada di gate, dan saya langsung lemas. Saya minta tolong kepada petugas Air Asia yang berjaga di gate untuk mengizinkan saya masuk ke pesawat, akan tetapi mereka menolak dan bilang kalau bagasi saya sudah dikeluarkan dari pesawat. Padahal, pesawatnya masih belum bergerak sama sekali, bahkan garbarata nya masih terpasang di pintu masuk pesawat. Tapi, saya sudah terlalu lemas untuk memohon lebih persuasif lagi dan masih tidak tahu apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Rasanya shock dan ingin menangis saja, tapi tidak mungkin karena nanti saya malah ditangkap dengan petugas bandara karena saya dikira orang gila atau sedang butuh narkoba (hehe). Yang pasti ini pelajaran penting buat saya karena terlalu menyepelekan jadwal penerbangan. Akan tetapi setelah dipikir-pikir lagi, saya teringat pada saat saya naik Garuda Indonesia, yang mentolerir keterlambatan penumpang hingga 15 menit lamanya! Hmm.. apakah ini juga berarti selanjutnya saya harus ganti airlines, berpaling ke yang lain dari Air Asia untuk berangkat ke luar negeri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar