Kamis, 08 Februari 2018

Movie Review: Dilan 1990 (Spoiler Alert)

Jadi saya terpengaruh kuatnya animo penonton untuk menyempatkan diri ke bioskop demi lihat film Dilan 1990. Kalau penontonnya cuma anak-anak SMA saya tidak akan ikut-ikutan, tapi yang saya perhatikan teman-teman sebaya juga excited mau nonton, ditambah lagi ada yang bilang film itu lucu dan bagus. Intinya tidak bikin menyesal sudah beli tiket dan menyempatkan diri menyambangi teater terdekat. Oke, saya terpengaruh dan ikut jadi bagian dari penonton film remaja tersebut.

Jujur, saya tidak berharap banyak dari film percintaan Indonesia. Bukannya tidak nasionalis atau apa, tapi saya ini seperti punya feeling yang kuat tentang film hanya dari melihat trailernya saja apakah film tersebut akan bagus atau membosankan. Dan untuk Dilan 1990, saya sudah skeptis melihat dari trailernya yang flat, dengan skenario penuh gombal "receh" dan plot yang itu-itu saja. Dan memang benar, menurut saya nonton Dilan semalam rasanya cuma membuang-buang 110 menit waktu berharga saya .Sebelum tulisan ini jadi lebih jauh, saya mau bilang kalau movie review ini subjektif dan banyak spoiler

Akting Iqbal dan Vanesha bisa dibilang lumayan oke. Tapi saya juga membayangkan kalau tokoh Dilan diperankan oleh bintang muda lain apakah ada potensi untuk bisa lebih membuat penonton baper dan tidak boring. Dilan diceritakan sebagai anak muda yang bad boy, keras dan suka berantem tapi sangat lembut sama seseorang yang dia cintai. Saya mengharapkan banyak adegan berantem Dilan tapi ternyata sebagian besar dia cuma memberikan gombalan-gombalan untuk Milea. Bicara tentang Milea, akting Vanesha sebagai pemerannya sudah bagus. Sosok cewek yang lembut dan baik-baik sukses dia gambarkan di film ini. Yang lemah menurut saya adalah skenarionya. Tapi film ini juga katanya adaptasi dari novel yang best seller (kalau tidak salah? belum terlalu cari banyak referensi tentang novelnya sendiri), sehingga mungkin skenario yang buruk adalah adaptasi dari tulisan di novel.

Ada satu adegan yang cukup kontroversial di film ini, yaitu ketika Dilan melawan gurunya. Film ini nge-hits ditengah-tengah kasus pembunuhan guru oleh anak muridnya sendiri di Sampang, Madura. Sehingga saya tidak setuju sekali dengan adegan tersebut, kalau perlu dihilangkan. Karena tidak terlalu berpengaruh juga untuk keseluruhan film. Alasan Dilan melawan gurunya pun tidak terlalu bisa diterima, murni karena emosi, ego dan watak kerasnya semata. 
Di sekitar menit-menit terakhir sebelum film selesai, ada adegan dimana Dilan memberikan pelajaran kepada temannya sendiri, Anhar yang sudah menyakiti Milea. Nah disini saya mulai merasa akhirnya ada yang menarik dari film ini. Aktingnya Iqbal yang marah besar dan langsung memukuli Anhar dengan membabi buta cukup menarik perhatian. Akan tetapi, adegan menarik itu sudah mendekati akhir film, dan benar saja tidak lama kemudian filmnya berakhir dengan ending yang menggantung. Penonton diberi petunjuk kalau akan ada Dilan 1991... (bleh)

Jadi menurut saya tentang film Dilan 1990 kesimpulannya 90% gombalan receh dan 10% kekerasan. 
Salah satu film yang tidak sebesar promonya dan animo penontonnya. Saya jarang nonton film sambil lihat jam terus tapi nonton Dilan, saya jadi suka lihat jam dan tidak sabar untuk supaya filmnya selesai. Lagi-lagi saya kecewa dengan film romantisnya Indonesia. Kenapa masih belum ada di negara ini yang bisa membuat film yang bikin baper berat seperti A Walk to Remember, misalnya. Inti ceritanya juga ringan tapi dikemas dengan apik yang bisa bikin dikenang penonton selamanya. Dan juga adaptasi dari novel karya Nicholas Sparks yang selalu sukses bikin pembaca wanitanya nangis-nangis bombay. 

Tapi balik lagi kalau untuk masalah selera, mungkin ada juga yang suka dengan film Dilan 1990. Apalagi buat anak-anak SMA yang masih baru mengenal cinta. Selain itu, ada beberapa juga orang dewasa yang ikut baper dengan film ini karena mungkin mereka sedang mengingat masa-masa SMA nya dulu yang persis seperti kisahnya Dilan dan Milea ?
As for me, rating untuk film ini  adalah 4/10 ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar