Jumat, 31 Agustus 2018

Asian Games 2018 - Feel the Energy of Asia !

Dikasih kesempatan lagi untuk business trip ke Jakarta selama seminggu sama sekali tidak akan saya sia-siakan untuk hanya berkutat dalam urusan kantor seperti meeting, lembur dan lain-lain. Kebetulan yang sangat menyenangkan sekali kedatangan saya di Jakarta kali ini bertepatan dengan event Asian Games yang tidak diselenggarakan sering-sering. Awalnya, sebelum ada sharing-sharing dengan orang disini, saya berencana untuk hanya nekat pergi sendirian. Tapi setelah ada kesempatan ngobrol-ngobrol cantik dengan salah seorang karyawan disini, ternyata dia juga ingin sekali melihat salah satu pertandingan Asian Games. Seperti pucuk dicinta ulam pun tiba, saya langsung semangat membicarakan tentang kapan kita menjadwalkan untuk melihat pertandingan, jam berapa on the way nya, dengan apa kesananya dan lain-lain.

Perjuangan untuk nonton Asian Games diawali dengan cari tiket. Percayalah, untuk mendapatkan tiket nonton di GBK ternyata tidak semudah yang kita kira. Karena juga harus menyesuaikan dengan jadwal jam pulang kantor, jadilah pilihan pertandingan yang bisa kita tonton sangat terbatas yaitu hanya harus pertandingan diatas jam 6 sore. Selain itu juga ada tantangan lain, yaitu tiket yang sudah sold out. Tapi alhamdulillah semua kendala itu teratasi dengan bantuan karyawan lain disini yang entah bagaimana caranya bisa mendapatkan tiket untuk cabang olahraga atletik yang pertandingannya dimulai jam 7 malam. Buat kami saat itu, nonton cabang olahraga apapun tidak masalah yang penting bisa merasakan kemeriahan Asian Games di Jakarta yang belum tentu dalam 20 atau 30 tahun diselenggarakan di kota ini lagi.

Setelah cari tiket, tantangan kedua adalah cara untuk menuju ke GBK di jam orang-orang pulang kerja. Opsi terbaik untuk menuju kesana adalah dengan motor. Karena kalau pakai taksi online atau transportasi lain hanya akan membuat kita terjebak macet di jalan dan terlambat sampai ke tujuan. Jadilah saya dan teman-teman yang lain sepakat untuk masing-masing order ojek online. Sekali lagi, kami harus berjuang hanya untuk order ojek karena situasi jalanan yang macet dan banyaknya orang lain yang juga order. Kami harus berjalan ke area yang sekiranya lebih mudah diakses oleh driver ojeknya supaya orderan kami juga membuahkan hasil. Setelah sekian lama menunggu akhirnya orderan kami disambut oleh driver ojek yang juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk tiba ke lokasi tempat kami menunggu.

Perjalanan menuju GBK rasanya campur aduk. Antara senang menikmati pertama kali naik motor di Jakarta tapi juga ngeri dengan lalu lintas kota besar ini yang sangat ganas. Setiap kali motor yang saya tumpangi berada dekat dengan kendaraan-kendaraan besar, tidak putus-putusnya saya berdoa dalam hati supaya diberi keselamatan. Begitu juga disaat driver ojeknya salip kiri salip kanan untuk memastikan agar saya tepat waktu tiba di GBK. Oh iya, tarif ojek online saat itu dari tempat saya ke GBK juga cukup mahal yaitu sekitar 50ribuan dari hanya 25ribuan saja kalau di jam-jam biasa. Bukan karena jaraknya yang jauh (dari hotel menuju ke GBK tidak terlalu jauh untuk ukuran kota besar), akan tapi memang karena pada waktu itu permintaan untuk ojek online sedang banyak-banyaknya, mungkin juga karena banyak orang yang mau menuju ke GBK.

Setelah sudah tiba di area GBK, situasinya sangat ramai. Banyak kendaraan para penonton, namun banyak juga kendaraan untuk acara Asian Games dari berbagai kontingen negara berlalu lalang. Melihat suasana itu saja rasanya sudah membuat saya sangat excited, ditambah lagi karena ini pertama kalinya juga saya main-main ke GBK. Areanya sangat luas dan motor hanya boleh sampai di depan gate saja. Perjalanan dari gate menuju ke stadionnya juga lumayan jauh kalau harus berjalan kaki. Tapi buat saya tidak ada masalah, semangat untuk melihat pertandingan akan mengalahkan rasa lelah yang akan saya rasakan. 

Saking besarnya GBK, bukan hanya gate yang sangat banyak tapi juga pintu masuk. Tapi sebelum ke pintu masuk, banyak sekali objek rekreasi yang bisa kita kunjungi. Di area luar stadion yang luas terdapat banyak zona yang berisi booth-booth untuk makanan siap saji dan banyak lagi pilihannya yang lain. Untuk mengunjungi semua zona-zona hiburan tersebut diperlukan energi yang besar sementara pada saat itu saya masih belum sempat isi perut sama sekali. Sehingga saya memutuskan untuk masuk ke dalam stadion dulu dan nanti saja foto-foto diluar stadion setelah pertandingan selesai. 

Menuju pintu masuk stadion, riuh para penonton mulai terdengar. Saya semakin tidak sabar untuk segera memasuki stadion. Akhirnya saya melihat secara langsung stadion terbesar yang selama ini cuma saya lihat dari tv dan pada saat itu, pertandingan lari sudah berlangsung sekitar satu atau setengah jam. Tapi tetap saja saya masih bisa menyaksikan sisa pertandingan dan sibuk merekam situasi disitu ke dalam handphone untuk saya upload ke sosial media (people jaman now).

Setelah beberapa saat, saya melihat beberapa orang lalu lalang yang memakai atribut-atribut negara yang mereka dukung. Paling banyak ya tentu saja orang - orang kita memakai atribut bendera Indonesia yang berupa stiker yang ditempel ke pipi, atau ikat kepala merah putih dan lain-lain. Saya jadi merasa ingin juga memakai atribut bendera untuk memeriahkan suasana. Maklum, outfit kami semua adalah outfit kantoran yang sama sekali tidak ada sporty-sporty nya, hehe. Jadilah setelah satu pertandingan berakhir saya memutuskan keluar untuk mencari atribut bendera yang bisa saya pakai. Gilanya, setelah tanya sana sini ternyata yang jual atribut tersebut ada di luar GBK ! Saya jadi dalam pergolakan batin apakah saya harus bela-belain keluar GBK yang jaraknya jauh sekali itu atau pasrah saja nonton pertandingan Asian Games dengan outfit kantoran. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya memutuskan untuk nekat memburu abang-abang penjual atribut bendera yang beredar di luar GBK. Masalah pegal dan kram kaki yang nanti akan saya rasakan bagi saya akan jadi urusan belakangan.

Mungkin ada hikmahnya juga saya memutuskan untuk bercapek-capek jalan jauh keluar GBK lagi. Saya jadi tahu zona-zona hiburan yang ditawarkan di GBK yang tidak kalah mengasyikkan dari menonton pertandingan. Banyak sekali pilihan makanan dan minuman yang bisa kita pilih untuk isi perut atau sekedar meghilangkan dahaga setelah lelah mengeksplor GBK. Juga dimeriahkan dengan pengisi-pengisi acara yang menambah keseruan di zona hiburan. Akan tetapi saya cukup lelah untuk mampir foto-foto dan hanya ingin membeli makanan dan minuman untuk saya bawa balik ke dalam stadion. Tapi semua fasilitas yang ada di GBK untuk Asian Games membuat saya sangat terkesan. Saya yakin wisatawan mancanegara yang datang kesini untuk event Asian Games pasti sangat kagum dengan Indonesia.

Setelah pertandingan berakhir, dimulailah sesi foto-foto untuk koleksi kami nanti di sosial media. Orang-orang pun mulai banyak yang meninggalkan stadion tapi saya perhatikan ada penonton yang berfoto dengan atlet pemenang. Yang ada dipikiran saya mungkin orang-orang itu memegang tiket VVIP sehingga tempat duduk mereka memungkinkan untuk didatangi para atlet yang selesai bertanding dan berfoto dengan para atlet tersebut. Akhirnya saya mengajak teman-teman yang lain untuk mendekat ke area VVIP. Nothing to lose, waktu itu prinsip saya. Tapi siapa yang sangka ternyata karena sudah agak sepi kami semua bisa masuk ke area VVIP tanpa ada petugas yang melarang. Ternyata memang selalu ada balasan bagi orang yang mau berusaha ya. Kami pun akhirnya berada di sekitar para penonton VVIP yang berasal dari Jepang, ada juga sih yang dari India. Meskipun berbeda bangsa, tapi kami memiliki satu tujuan yang sama yaitu berfoto dengan para pemenang. Karena setelah victory ceremony (proses penyerahan medali), sebagian pemenang biasanya meluangkan waktu ke area penonton VVIP. Momen itulah yang dengan sabar kami nanti-nantikan. 

Dan... akhirnya penantian kami membuahkan hasil. Pelari dari Qatar mulai mendatangi penonton yang teriak-teriak histeris minta didatangi untuk foto. Karena saya berada di tepi pagar pembatas jadilah saya bisa berfoto dekat sekali dengan pelari peraih medali emas yang bernama Abderrahman Samba. Ada sedikit kejadian lucu disaat saya mau berfoto sama dia. Jadi dia sudah mau menunggu untuk foto sama saya, tapi karena situasi disitu terlalu ribet atau bagaimana handphone saya yang sudah saya set ke mode photo, jadi berubah dan untuk mengubah ke mode foto lagi membutuhkan waktu yang cukup lama. Untungnya, dia orangnya baik dan ramah sekali jadi dia mau menunggu sampai saya bisa mengakses kamera. Tidak hanya foto bareng tapi saya juga memegang medali emasnya. Pengalaman yang sangat mengesankan buat saya.

Abderrahman Samba, super ramah (gold medalist)

Ada juga pelari lain dari tim Qatar yang juga mendatangi kami dan berhasil saya video (sayangnya saya masih belum tahu cara memasukkan video disini). Pokoknya tim dari Qatar ramah semua. Orang-orang Jepang di sekitar saya semuanya ikut dalam kemeriahan berfoto bersama akan tetapi mereka harus kecewa karena tim pelari dari Jepang tidak mendatangi mereka ke area penonton. Saya juga berharap bisa berfoto dengan pelari dari Jepang karena mereka semua ganteng-ganteng sekali, haha. Tapi, mungkin karena memang rejeki kami untuk bisa berfoto dengan mereka, kami akhirnya punya kesempatan untuk itu setelah sudah keluar dari GBK. Jadi ceritanya, setelah kami foto-foto sendiri diluar GBK, tiba-tiba ada kerumunan orang yang teriak-teriak histeris dan setelah kami cari tahu ternyata orang-orang itu histeris dengan para atlet Jepang yang sudah mau pulang! Jadilah kami mendatangi kerumunan orang tersebut dan berfoto dengan dua pelari ganteng Takatoshi Abe dan Shota Iizuka.

Shota Iizuka, super ganteng (silver medalist)

Takatoshi Abe, super manly ! (silver medalist)

Bisa berfoto dengan para pemenang medali emas dan perak tersebut membuat kami melupakan untuk foto-foto lagi di area luar GBK karena kami juga merasa sudah cukup mendapatkan banyak foto yang legendary. Secara keseluruhan, pengalaman kami nonton Asian Games 2018 ini sangatlah berkesan. Dan secara pribadi, saya merasa kunjungan saya ke Jakarta kali ini lebih berkesan dibanding dari yang sebelumnya. Good dinners, good moment, good people, good experience. Saya berharap semoga kalau ada trip ke Jakarta lagi saya mendapatkan pengalaman seru lainnya yang tidak akan saya lupakan. 


Jakarta,


30 Agustus 2018

It has been an amazing moment !




Tidak ada komentar:

Posting Komentar