Rabu, 05 November 2014

Random Encounters

Pagi ini sebelum berangkat kerja, saya sempat lihat TV dan setel channel Diva Universal. Channel tersebut suka menayangkan acara - acara reality shows dan sejenis FTV nya luar negeri. Kebetulan yang saya tonton pagi ini adalah salah satu FTV nya yang berjudul "Random Encounters". Mengisahkan seorang perempuan jomblo yang berprofesi sebagai artis freelance. Setelah gagal audisi iklan, si cewek yang lagi galau memutuskan untuk pergi ke sebuah café dan janjian dengan room mate nya di café tersebut. Sambil nunggu sahabatnya cewenya, perempuan itu ga sengaja ketemu sama stranger yang kebetulan stranger tersebut adalah cowok yang lumayan menarik perhatiannya. Sempat terjadi interaksi sebentar karena si perempuan tadi ga sengaja menumpahkan secangkir kopi panas ke si cowok. Ternyata si cewek juga menarik perhatian si cowok. Tapi karena mereka ga saling kenal, pertemuan mereka hanya sampai disitu karena ga ada saling bertukar nomor telepon atau apapun. Tapi, di FTV, semua bias terjadi. Cerita mengalir, dan akhirnya mereka dipertemukan lagi dan jadian terus berlanjut ke pernikahan.

Nonton FTV ini, saya jadi teringat sama "Random Encounters" saya sendiri. Akhir bulan Oktober kemarin, saya ada jadwal penerbangan dari Surabaya ke Balikpapan. Pada saat check in, ga sengaja saya lihat berjarak dua counter di sebelah saya, ada seorang cowok yang juga lagi check in. Lumayan menarik perhatian saya, karena cowok itu tipe saya banget. Tapi that's it. Saya ga berpikir lebih jauh karena memang hanya sebatas mengagumi sesaat orang yang saya ga kenal. Ditambah lagi, sepertinya cowok itu juga check in ke Jakarta meskipun kita di counter maskapai penerbangan yang sama.
Sambil menunggu jadwal keberangkatan saya yang masih satu setengah jam lagi, saya memutuskan untuk makan siang dulu sebelum terbang. Saya dan kakak saya mulai mencari-cari restoran di bandara yang nyaman untuk dipakai menunggu flight, tapi kami jadi bingung dan akhirnya memutuskan untuk makan di restoran fast food. Setelah order pesanan, saya dan kakak saya lalu menikmati makan siang sambil ngobrol-ngobrol. Tidak lama kemudian, saya lihat lagi cowok itu makan di resto yang sama dengan saya. Dan sempat ada satu kali kontak mata saya dengan dia. Tapi lagi-lagi that's it. Saya dan kakak saya keluar duluan dari restoran karena memang kita sudah selesai. Dan lagi-lagi pertemuan tersebut berakhir tanpa ada "something" untuk menjadikan pertemuan tersebut berkelanjutan.
Akhirnya saya naik ke pesawat dan terbang ke Balikpapan. Jarak tempuh Surabaya - Balikpapan memakan waktu satu setengah jam. Lumayan sebentar, tidak seperti rute Jakarta - Balikpapan yang memakan waktu dua jam lebih. Terus terang saya paling benci berlama-lama di pesawat , karena saya orangnya cepat bosan kalau harus tetap diam di tempat selama berjam-jam. Dan ada maskapai peenerbangan yang menerapkan peraturan tidak boleh menyalakan device sama sekali. Semua perangkat komunikasi harus fully off, tidak boleh hanya airplane mode atau offline. Kebetulan pesawat yang saya naiki ini juga menerapkan peraturan tersebut. Jadilah membuat orang bertambah bosan karena tidak bisa mendengarkan musik atau sekedar nge-game.  Akhirnya, pesawat saya mendarat di Balikpapan. Setelah tiba di kedatangan , saya bersiap-siap untuk menunggu bagasi saya. Sambil iseng menunggu dengan memain-mainkan troli saya, berdirilah di samping saya seseorang yang jaraknya lumayan dekat dengan saya. Saya tetap cuek dan tidak menoleh, sampai akhirnya orang itu berdiri lumayan agak di depan saya dan membuat saya menoleh ke arahnya. Oh my God, benar-benar sebuah kebetulan yang aneh,ternyata orang tersebut adalah cowok yang tadi. Saya pikir dia terbang ke Jakarta, tapi ternyata dia juga menuju ke Balikpapan. Saya sempat senyum-senyum sendiri di belakangnya, tapi lagi-lagi that's it. Bagasi saya sudah saya ambil duluan dan saya pun berlalu... Saya pun sempat mengkhayal, seandainya hidup ini adalah FTV, pasti ada berbagai cara untuk dipertemukan lagi dengan dia sehingga kami bisa punya kemungkinan untuk saling mengenal. Tapi sayang, hidup ini adalah realita yang paling nyata, sama sekali bukan FTV. Dan lagi-lagi atas semua ini , saya cuma tersenyum dan berkata dalam hati, "That's it..."  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar