Kamis, 20 Agustus 2015

Beauty is Pain ... and Pricy (Aesthetic Clinic Adventure)

Semua wanita pasti mendambakan yang namanya punya wajah yang menarik dan indah dipandang alias cantik. Salah satu yang paling menunjang untuk punya wajah yang cantik adalah punya kulit yang sehat sehingga terlihat mulus tanpa cela. Saya termasuk di antara orang yang kurang beruntung, memiliki kulit yang cenderung berjerawat. Banyak yang bilang sih ini karena genetik atau keturunan. Maklum, papa saya memang kulitnya berjerawat lumayan parah. Jadilah saya dan kedua saudara yang lain kena "apes" nya punya kulit wajah yang tidak pernah bisa terlihat mulus. Untuk permasalahan kulit wajah saya sendiri cukup rumit. Waktu menginjak usia puber, kulit muka berminyak dan jerawatan. Karena faktor genetik didukung dengan hormonal di masa puber lengkaplah sudah penderitaan saya menyandang wajah yang berjerawat. Puncaknya pas saya kuliah sekitar menginjak usia 20 an awal. Kondisi wajah lebih parah dari sebelumnya. Pada saat itu saya belum pernah mencoba berobat ke klinik kecantikan, tapi karena banyak yang sudah mulai komentar mengenai wajah saya, akhirnya saya dapat perintah dari "ibu negara" alias mama saya untuk segera berobat sebelum menjadi semakin parah. Waktu itu saya kuliah di Surabaya, saya minta referensi dari teman-teman disana. Beberapa menyarankan untuk mencoba ke Natasha Skin Care. Akhirnya saya mulai rutin perawatan di Natasha. Konsultasinya gratis, tidak dikenakan biaya apapun karena dokternya bukan dokter spesialis. Cuma dokter umum biasa. (Tips: jangan pernah mempercayakan untuk melakukan perawatan wajah dengan dokter umum. Sebaiknya percayakan dengan dokter spesialis kulit (SpKK) )

Sejak saat itu saya rutin dua minggu sekali "nyetor" ke Natasha untuk pembelian krim dan melakukan tindakan perawatan seperti facial, chemical peeling, microdemabrasi, injeksi dan lain-lain. Namanya juga perempuan, apapun dilakukan demi bisa punya muka mulus. Tapi sayang beribu sayang, bukannya mulus, yang ada wajah saya malah iritasi. Jerawat sedikit berkurang (hanya sedikit) dan kulit berubah jadi seperti labu jack-o-lantern, warnanya jadi orange kemerahan. Tapi saya tetap masih percayakan dengan Natasha. Sampai berlangsung dua tahun, akhirnya saya memutuskan untuk menyerah dan berpikir untuk berhenti perawatan di Natasha. Setiap kali berkunjung ke Natasha, minimal saya "nyetor" 500 ribu. Kalau ditambah perawatan, kadang sampai 800 ribu. Sebulan dua kali saya "nyetor" tinggal dikalikan saja dengan jumlah kunjungan saya selama dua tahun. Sedih? pasti. Kecewa? sudah jelas. Sudah mengeluarkan biaya banyak, sakitnya minta ampun saat di facial dan sebagainya, tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Akhirnya setelah lama mempertimbangkan, saya dan Natasha harus "break up", putus hubungan begitu saja.

Kemudian saya langsung jadi galau, tiap ketemu dengan teman-teman dikosan, mereka sampai hapal dengan ratapan dan keluahan saya tentang kulit saya. Akhirnya salah satu dari mereka ada yang menyarankan untuk ke klinik Surabaya Skin Care (SSC). Dia menyarankan untuk konsul ke Dr. Wawan , SpKK. Katanya dokter tersebut sudah terbilang senior dalam hal kecantikan wajah. Dan pada saat saya "googling" kiprahnya memang sudah malang melintang di dunia kesehatan kulit. Disitu dengan mengucap bismillah, saya mantapkan hati untuk berkunjung ke SSC dan menemui Dr. Wawan. Setelah bertemu dengan dokternya, saya menumpahkan semua kegalauan tentang kulit wajah saya. Dokternya lumayan enak diajak ngobrol dan memberi semangat buat pasien untuk tetap "hepi" karena kunci utama untuk terlihat cantik tetap datang dari hati. Disitu saya lumayan bisa ceria lagi dan mencoba untuk selalu berpikir positif. Akhirnya setelah diberi resep, saya mulai rutin menggunakan paket perawatan dari SSC. Sedikit lebih mahal dari Natasha. Tapi yang saya suka, Dr. Wawan tidak menyarankan untuk saya harus facial dan sebagainya. Karena memang tidak perlu dan menurut saya hal tersebut juga membuat image si dokter tidak komersil, berbeda dengan di klinik kecantikan yang sebelumnya.

Tiga bulan pertama, wajah saya makin berjerawat. Tapi dokternya memang sudah memperingatkan dari awal kalau saya tidak perlu panik karena memang seperti itu prosesnya. Harus sabar dan tetap rutin menggunakan obatnya. Tapi pada saat itu memang cukup berat buat saya, apalagi tiap saya bercermin rasanya malas lihat wajah saya sendiri. Apa boleh buat, saya cuma bisa menunggu sampai hasilnya terlihat. Dan setelah beberapa bulan kemudian, akhirnya benar yang dibilang dokter Wawan, jerawat saya hilang! Berkat doa mama juga yang waktu itu juga kebetulan sedang menunaikan ibadah haji. Akhirnya permasalahan saya jauh berkurang. Akan tetapi jerawat hilang namun meninggalkan "warisan" di wajah yang hilangnya jauh lebih sulit seperti pori pori besar, scars, flek hitam dan sebagainya. Pada saat itu saya sudah lulus kuliah dan harus kembali ke kampung halaman, Balikpapan. Sialnya, SSC tidak buka 'franchise' dimanapun demi menjaga mutu dan ekslusivitas. Tapi untungnya SSC bisa melakukan pengiriman obat ke seluruh Indonesia. Akhirnya selama beberapa tahun saya masih bisa tetap menggunakan krim SSC meskipun saya berada di Balikpapan...

Jerawat saya memang sudah tidak tumbuh banyak lagi, tapi manusia kadang jarang merasa puas. Apalagi saya perhatikan kalau wajah saya ini masih butuh treatment spesial untuk menghilangkan bekas-bekas jerawat di wajah saya yang cukup complicated and got me frustrated. Dan saya yakin, dengan menggunakan krim saja tidak akan merubah apa-apa untuk kulit saya. Pernah sih beberapa kali mencoba untuk tetap setia dengan SSC dan terbang ke Surabaya hanya untuk perawatan wajah, tapi karena saya di Balikpapan biayanya jadi mahal luar biasa. Mungkin sekali treatment cuma dua juta, tapi jangan lupa untuk biaya tiket pesawat dan hotelnya. Akhirnya dengan berat hati, saya harus "break up " dengan SSC dan berpikir untuk pindah ke klinik kecantikan yang ada di kota saya saja.

Dari banyak referensi teman di Balikpapan, saya mencoba untuk ke Miracle Aesthetic Clinic. Pertama kali datang, saya langsung konsul ke dokter Mulik yang juga merupakan petinggi di Miracle cabang Balikpapan. Pelayanannya oke, kliniknya mewah, orangnya ramah-ramah. Rupanya prinsip dari klinik ini adalah menganggap customer adalah raja sehingga kita diperlakukan seperti "VIP". Pada saat konsul, dokternya sangat memotivasi pasien. Satu yang mengganjal buat saya adalah semua tim dokternya bukan dokter spesialis. Tapi saya pikir apa salahnya dicoba dulu , apalagi banyak yang bilang Miracle meskipun mahal tapi hasilnya bagus. Okelah saya percaya. Pertama kali ambil obat saya mengeluarkan kocek sekitar 1, 5 juta. Saya jadi tambah yakin lagi, dalam pikiran saya perawatan ini mahal sekali tapi pasti hasilnya bagus. Untuk sabun wajahnya saja 720 ribu, tapi kemasannya besar , mungkin bisa digunakan sampai 2-3 bulan. Untuk krim-krim yang lain, harganya standar, sekitar 150ribu - 200ribu. Dan mulailah saya mencoba pengobatan di Miracle dan berharap ada miracle untuk wajah saya.

Dan.. sekitar tiga bulan setelah menggunakan produk klinik tersebut hasilnya luar biasa .. mengecewakan. Yang awalnya muka saya sudah bersih, jadi muncul "closed comedo" disekitar kedua pipi. Sehingga terlihat seperti jerawat kecil - kecil dan membuat wajah saya jauh dari kesan mulus. Rutin peeling di Miracle pun tidak membuat kulit saya terlihat lebih "kinclong". Intinya tidak ada perubahan untuk kulit wajah saya ke arah yang lebih baik. Malah saya merasa semakin lebih berjerawat. (Tips: jangan terlena dengan produk perawatan yang mahal. Sama sekali tidak menjamin hasil yang maksimal yang diharapkan). Akhirnya saya sadar kalau semua tim dokter dan asisten-asisten di Miracle termasuk apotekernya hanyalah "bunch of sweet talkers". Hehe, segitu emosinya ya saya. Belajar dari pengalaman waktu berobat di Natasha, saya tidak mau buang-buang waktu lebih lama lagi dan buang-buang uang lebih banyak lagi. Dan untuk kesekian kalinya, saya harus "break up" lagi dengan klinik kecantikan yang bikin saya patah hati :(

Kebetulan tidak berapa lama kemudian, saya langsung dapat referensi dari teman yang lain tentang klinik estetika yang bisa saya coba selanjutnya. Erha clinic namanya.Untuk yang satu ini, sebenarnya saya cukup takut mencoba karena waktu di Surabaya dulu saya lumayan banyak melihat langsung efek dari ketergantungan obat dari Erha. Tapi selain itu banyak juga yang bilang kalau Erha tidak bikin ketergantungan sama sekali. Entahlah saya harus percaya yang mana. Tapi yang pasti karena wajah saya sudah terlanjur berjerawat lagi akhirnya saya nekat untuk datang ke Erha Clinc dan mulai perawatan disana..

Satu hal yang sedikit membuat saya yakin adalah tim dokternya merupakan tim dokter spesialis. Pertama kali saya konsul dengan dokter Regina. Tidak berlangsung terlalu lama karena dokternya kurang melakukan komunikasi timbal balik. Tapi saya tidak memperdulikan itu karena saya punya beberapa pertanyaan dan saya mengeluarkan biaya untuk konsultasi ini sebesar 100ribu, berhubung konsulnya dengan dokter spesialis, bukan dokter umum. Akhirnya dokter Regina memberi resep 4 macam krim dan sabun muka khusus. Totalnya 380ribuan. Saya lumayan tidak percaya. Karena buat saya itu murah sekali! Berhubung sebelumnya di Miracle saya mengeluarkan 700ribuan hanya untuk satu sabun muka.

Anyway, saya pun langsung memulai perawatan dengan obat dari Erha. Seminggu pertama saya mulai merasakan sedikit perubahan. Yang pasti wajah saya tidak terlalu berminyak lagi. Harapan saya pun akhirnya mulai muncul. Hanya saja ada peraturan dari dokter yang saya kurang suka, yaitu sama sekali tidak dianjurkan untuk memakai bedak sehari-hari. Jadi pasien harus tampil "polos" sampai waktu yang ditentukan. Saya lumayan tidak percaya diri kalau tidak memakai bedak, karena wajah saya masih ada jerawat dan bekas-bekasnya, pori-pori besar, dan lain lain yang bisa tertutupi oleh bedak. Efeknya, saya jadi jarang keluar rumah, apalagi kalau ada ajakan dari teman - teman untuk nongkrong di mal. Ke mal dan tidak pakai bedak apapun? Buat saya itu haram hukumnya. Jadilah kegiatan saya sedikit terbatas. Tapi saya ikhlas saja, demi mendapatkan kulit yang sehat dan indah, apapun saya lakukan termasuk tidak dandan kalau pergi keluar rumah. 

Hari dimana saya buat tulisan ini, adalah hampir sebulan saya menggunakan Erha. Seminggu terakhir saya lumayan panik karena jerawat malah bermunculan di wajah saya. Kecil, besar, lengkap deh. Saya langsung berpikir apa saya harus berpindah lagi ke klinik lain. Kembali ke Surabaya Skin Centre dan hanya merawat wajah dengan krimnya tanpa melakukan tindakan apapun seperti peeling, dan sebagainya. Tapi di lain sisi saya berpikir untuk meneruskan dulu dan dilihat apa mungkin kondisi wajah saya saja yang belum stabil. Karena selama pakai Erha, jerawat yang muncul lumayan cepat "mati"nya. Hanya saja jerawat selalu meninggalkan bekas yang menjengkelkan yang hilangnya lebih lama. Saya takut wajah saya jadi penuh jerawat dan bekas-bekasnya. Amit-amit deh, saya tidak mau balik lagi ke kondisi wajah 5 tahun lalu. Yang pasti saya masih tetap mau percayakan perawatan kulit wajah dengan Erha. Kalau hasilnya sudah kelihatan, mungkin nanti saya akan update lagi perkembangannya di blog ini sebagai referensi klinik kecantikan yang mungkin bisa dicoba :)





11 komentar:

  1. hai mba. saya juga udh pernah ke natasha & bbrp skin center lainnya ga ada yg cocok. lalu saya ke dokter spesialis kulit & kelamin di RS Bunda Margonda (dokternya cuman 1, udh tua tp pengalaman). semenjak itu jerawat udh ilang. cuman diresepin obat jerawat sm sabun cuci muka. that'a all.. ga pake cream2an segala rupa & ga ngabisin juta2an.. semoga berguna.. 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak. Kalo bole saya mnta kontak nya buat sharing malah jrwat. Atw dokter margonda di mana ya

      Hapus
    2. Kak. Kalo bole saya mnta kontak nya buat sharing malah jrwat. Atw dokter margonda di mana ya

      Hapus
  2. Waahhh mbak.. Pengalamannya mirip banget ma saya.. Di natasha ampe tahunan malah kek kepiting rebus, krn tiap kesana disaranin chemical peeling, pas di erha baru tau klo kulit wajah sensitif dan berjerawat gak boleh dipeeling.. Wkwkwk.. Gimana hasilnya pake erha? Dulu aq bagus, tp pas hamil sama dr kandungan gak boleh pakai, jafi berhenti. Skrg mau pake lagi, nyari yg bagus.. Sempet kepikir pake miracle. Tp gak jd deh kayaknya.. Hehehehe.. Thanks ya reviewnya.. Oya, erha ada kok bedak khusus jerawat, tabur tapi.. Acne powder..

    BalasHapus
  3. coba pake larissa kak, setau aku dia khusus ke masalah jerawat. dulu aku juga jerawatan banyak banget dan muka kayak bungkus gorengan. tapi setelah nyoba ke larissa (tanpa facial, cuma pake produk nya aja), wajah jadi bersih. pori pori juga kecil, minyak berkurang. cobain aja kak. harganya juga "murah"

    BalasHapus
  4. Wahh mba, saya juga dulu pasien dr. Wawan. Beruntung banget ketemu beliau, karena beliau muka saya jadi bersihh dan tidak ketergantungan face cream.

    Sebelum ke SSC, saya fanatik bgt sama Erha, khususnya Erha Plaza Indonesia, menurut saya tim dokternya paling oke. Muka saya jadi bersih glowing dewy, tapi klo kena matahari muka jadi pink kemerahan.
    Atas saran mertua, saya disuruh nyoba ke SSC (kebetulan saya pindah ke Surabaya). Akhirnya cocok, muka jadi bersihh dan sehat.

    Lalu udah 2 taun ini saya pake SKii, karena pengen coba pake yang mass product. Puji Tuhan cocok bgt.

    BalasHapus
  5. Coba deh ke klinik Eterna medica...dijamin kalau telaten dan ikut pantangan dokternya jerawatnya kabur...

    BalasHapus
  6. Coba deh ke klinik Eterna medica...dijamin kalau telaten dan ikut pantangan dokternya jerawatnya kabur...

    BalasHapus
  7. harga produk krim sabun muka dll di SSC berapa ya mbaa? sy tertarik

    BalasHapus
  8. Dokter kulit (kris) di eterna medica sangat tidak rekomen. Selain jutek n ga ramah, dia kyk jijik gitu liat kondisi kulit pasien. Parahnya dia bilang dokter kulit manapun, mau dibayar berapa pun ga akan mau ngobatin kondisi kulit yg begini.. wtf, komen apaan tuh? Sebagai dokter bukannya ngasih solusi malah menjatuhkan semangat pasien ckckck

    BalasHapus
  9. wah review yg lengkap, berguna bg mereka yg lg cari produl skincare dan treatment klinik kecantikan yg berkualitas

    BalasHapus