Kamis, 30 Maret 2017

I am Married and Everyone Surprised ! (Duh)

Momen pernikahan kemarin sangat amat menginspirasiku untuk memperkaya koleksi artikel di blog ini. Karena memang proses menuju ke pernikahan dan acara pernikahannya sendiri membuat sejuta cerita yang sama sekali ga bisa dilupain. Kali ini aku mau cerita tentang bagaimana semua orang dari berbagai kalangan, mulai dari keluarga besar, temen-temen, orang - orang dari lingkungan kantor yang kaget banget ketika denger kabar aku mau nikah. 

Mungkin aku perlu cerita dulu tentang bagaimana aku dan suami bisa ketemu. Jadi, aku udah kenal sama suami sejak dari sekitar 6 tahun yang lalu. Kita dipertemukan di tempat kerja. So, bisa dibilang perusahaan tempat aku kerja yang dulu sangat berjasa karena sudah menjadi "sarana" kita buat ketemu jodoh, hehe. Waktu awal ketemu, suami sih bilang udah suka pada pandangan pertama. Kalau aku, baru ada rasa sama dia setelah beberapa bulan bergaul dan jadi deket sama dia. Waktu itu, sebenernya suami udah ngajakin nikah, tapi karena satu dan lain hal, aku masih belum mau nikah sama dia. Ditambah lagi, aku ngerasa kita masih muda banget jadi aku belum mau memustukan untuk 'step my feet out from the party' dan terjebak jadi ibu rumah tangga, big no no.

Singkat cerita, karena jodoh adalah misteri, rahasia ilahi dan juga ajaib, enam tahun kemudian kita didekatkan lagi sampai akhirnya masing-masing memutuskan untuk serius menjalani hubungan menuju ke jenjang pernikahan. Prosesnya kita deket lagi sebelum nikah bisa terbilang singkat, hanya sekitar enam bulan. Dan disaat menjalani hubungan dengan suami, cuma orang-orang rumah yang tau. Bahkan, adik aku sendiri ga terlalu tau kalau kakaknya punya calon suami, karena memang kita ga serumah berhubung dia lagi jadi anak rantau, kuliah di luar kota Ditambah juga, karena aku dan suami LDR dan aku ga pernah cerita ke temen-temen juga kalau aku lagi serius ngejalanin hubungan sama orang. Apalagi posting-posting pamer di sosial media. Menurut aku hal itu sama sekali ga perlu.

Tapi prinsip ku itu lah yang membuat semua orang tercengang, terpana, jawdropping, kaget, surprised, begitu tau kalau aku akan menikah. 

"Kiky serius mau nikah?? ga pernah ketauan pacaran sama sekali tau-tau udah mau nikah"

Begitulah kira - kira sebagian besar komentar yang sering aku terima. Sebagian mungkin berfikir aku menjalani taaruf, tapi sayangnya ngga... Dan sebagian dari mereka khawatir kalau aku ga terlalu mengenal si calon suami dan memutuskan untuk cepet cepet nikah. Luckily, I am not that stupid.
Bukannya juga aku sengaja ngerahasiain dari orang-orang, tapi karena aku terlalu takut untuk sharing hal-hal yang sakral seperti itu sebelum bener bener mendekati hari H. Dan jadilah sebagian besar orang kaget banget denger aku mau nikah.

Menurutku pribadi sih, yang aku lakukan ini adalah yang sewajarnya dilakukan sama orang lain. Banyak banget temen-temen seumuranku yang bisa dibilang cukup matang untuk menikah, cuma sering posting foto dengan pacar, pamer kehidupan cinta yang belum halal ke sosial media. Tapi balik lagi sih.. masing-masing orang memang punya prinsip yang beda-beda. Tapi ga sedikit juga yang kagum sama caraku yang katanya "diem diem menghanyutkan". Ditambah lagi pamer kemesraan dengan pasangan yang belum resmi juga cuma akan menimbulkan fitnah, aku cuma berusaha untuk jadi lebih bijak dalam hal menyimpan kabar bahagia sampai rencananya bener bener akan direalisasikan. Dan hasilnya, banyak yang memuji sikap itu.

Anyway, semoga ini bisa jadi inspirasi buat orang lain yang berencana untuk menikah. Intinya, ga perlu banyak pamer ke seluruh dunia kalau kalian punya pasangan, resmikan dulu, baru dipublikasikan..



Rabu, 29 Maret 2017

Salah Pilih Perias = Fatal (Wedding Disaster)

Oke.. langsung aja untuk artikel blog aku kali ini, aku mau mengungkapkan uneg-uneg / kekecewaan / kritik / masukan / referensi , tentang perias yang aku pilih untuk acara terbesar dalam hidupku, acara pernikahanku. Buat kalian yang akan melangsungkan pernikahan, perlu diketahui perias adalah salah satu elemen utama yang sangat menentukan kesuksesan acara pernikahan kalian, selain catering, venue dan lain-lain. Salah memilih perias, akan meninggalkan bekas yang ga akan bisa hilang dan dilupakan seperti pengalaman pribadiku ini. 

Aku mulai mempersiapkan pernikahan dalam waktu yang tergolong singkat. Aku nikah di pertengahan bulan Maret dan baru mulai mengurus untuk keperluan acara di bulan Januari. Jadilah semuanya terkesan diburu-buru. Mulai dari venue, perias dan lain-lain, pada saat itu aku terlalu cepat untuk memilih dan memberikan tanda jadi alias DP. Selain karena minim referensi dan lumayan dikejar waktu, jadilah aku memilih perias Septi Widodo. Septi Widodo sendiri bukan nama asli dari si perias, tapi nama galerinya. Nama aslinya Septi Sagita Sari dan Widodo adalah nama belakang suaminya. Awalnya aku mau pilih House of Wedding (HOW), karena sudah sangat terkenal dan menjadi nomor satu di Balikpapan. Tapi waktu meeting pertama, aku dan mama kurang sreg dengan mas Adib (bos dan owner HOW). Karena waktu itu dia terkesan terlalu sibuk dan kurang bisa melayani tanya jawab dengan lengkap dan jelas. Dan pada saat itu, kita berada di galeri HOW yang juga sedang banyak pelanggan dan kita ga dikasih tempat yang lebih privat untuk tanya-tanya.  Selain itu juga sepertinya aku merasa lebih nyaman kalau dirias oleh perias perempuan. 

Akhirnya, jadilah aku menentukan pilihan ke perias Septi Widodo. Pada saat awal meeting, dia lumayan melayani dengan baik, berbeda sekali dengan HOW. Gallerynya juga sepi ga ada pelanggan yang lain jadi kita bisa lebih leluasa ngobrol-ngobrolnya. Orangnya ramah dan mau diajak discuss tanya jawab lama-lama. Hal itulah yang bikin aku jadi memantapkan hati untuk memilih perias ini. Karena dengan pertimbangan akan jauh lebih nyaman dengan perias perempuan, orangnya ramah dan mau menyediakan banyak waktu untuk pelanggan. Meskipun tarifnya lumayan mahal. 12 juta hanya untuk rias dan baju. Tanpa dekor kamar atau sekedar henna tangan. Ada bonus rias untuk prewedding sih.. tapi menurut aku tetap lumayan agak mahal.

Tanpa mau menunda-nunda lagi, beberapa hari kemudian, aku membayar DP dua juta, sesuai dengan yang disepakati. Setelah transfer, aku mengirim SMS ke Septi nya untuk pemberitahuan. Tapi SMS ku sama sekali ga direspon. Padahal sebelum-sebelumnya, kalau aku SMS dia lumayan responsif, tapi untuk kali ini aku heran kenapa sama sekali ga ada responnya padahal aku baru transfer uang yang menurut aku ga sedikit. Dari situ aku mulai merasa ada sesuatu yang ga beres. 

Selanjutnya, firasat jelek aku makin jelas terbukti. Setelah aku memberikan tanda jadi untuk dirias sama dia di acara wedding, semuanya jadi berubah 180 derajat. Perias itu susah banget dihubungin. Kalau ditelpon jarang diangkat, kalau di SMS dibalesnya lama banget. Padahal makin mendekati hari H, makin banyak yang perlu diatur, misal untuk jadwal fitting, untuk ukuran baju pagar ayu, ukuran baju orangtua, mertua dan lain-lain. Aku dan mama dari yang sabar jadi kehilangan kesabaran. Kita sempat berfikir untuk pindah ke perias yang lain, tapi kita juga dikejar waktu. Akhirnya aku ngerasa ga punya pilihan dan tetap harus bertahan dengan perias sudah aku pilih. 

Kekesalan aku makin memuncak begitu tau baju dan aksesoris yang disediakan sangat minim sekali. Untuk ukuran baju tidak bisa diubah-ubah, jadi dari kita yang harus bersusah payah untuk mencari pagar ayu yang ukuran badannya sesuai dengan ukuran baju yang si perias punya. Aku cuma bisa berusaha untuk sabar sesabar-sabarnya. Belum lagi ditengah-tengah kesibukan menjelang pernikahan , kita dibebankan dengan kewajiban untuk mencari atribut-atribut sebagai pelengkap baju dari perias seperti manset dan lain-lain yang seharusnya sudah disediakan oleh perias sehingga tidak menyusahkan pelanggan.

Akhirnya, aku cuma berharap pada saat hari H, semua akan berjalan dengan baik dan lancar. Aku berharap dia akan menebus semua sikap-sikap ga pantasnya di hari pernikahan. Tapi, justru malah di hari H dia banyak melakukan kesalahan yang fatal. Yang harusnya rias dijadwalkan akan dimulai jam 4 subuh , karena akad nikah dilaksanakan pagi jam 8, perias dan tim nya datang hampir di jam setengah 6 !!!
Aku gelisah banget karena aku takut semuanya jadi molor hanya karena jam setengah 6 aku baru mulai dirias. Belum lagi asisten-asistennya yang super duper menguji kesabaran, lupa bawa selop untuk pengantin dan lupa bawa bunga melati! Tapi pada saat itu aku cuma berusaha untuk menahan diri supaya tidak emosi, karena aku akan melewati prosesi yang sangat sakral dan aku ga mau mood ku jadi rusak gara-gara perias. 

Dan hasilnya, yang aku takutkan semuanya terjadi. Akad nikah jadi dilaksanakan jam setengah 9, semuanya jadi molor dan jadi terburu - buru untuk mempersiapkan resepsi yang dilangsungkan selanjutnya. Pada saat aku ganti gaun untuk resepsi, karena awalnya telat, ke belakangnya juga jadi telat. Tamu-tamu mulai berdatangan, tapi aku masih di kamar hotel untuk ganti gaun dan touch up. Aku bener-bener merasa sangat dirugikan. Belum lagi sang perias, orangnya sangat amat pelit. Waktu tante aku mau ganti hijab dan minta beberapa jarum pentul aku bisa denger kalau dia protes dan ga ikhlas jarum pentulnya diminta. Padahal itungannya, kan dia udah dibayar belasan juta hanya untuk rias dan meminjamkan beberapa gaun, apalah arti dari beberapa jarum pentul yang harganya ga seberapa itu?? Belum lagi jilbab chiffon yang ga sengaja terbawa sama sepupu aku yang baru selesai bertugas sebagai pagar ayu, ditagih sama dia. Padahal jilbab itu harganya ga lebih dari 50ribu. Dan dia menagih jilbab, tepat setelah aku transfer 9.5 juta untuk pelunasan biaya rias. Akhirnya mama yang mengganti jilbab itu dengan jilbab yang baru, karena mama juga udah muntab banget dengan attitude orang yang seperti itu.

Jadi, pesan aku buat yang mau nikah dan memilih perias, jangan cuma memilih perias yang hasil riasannya bagus. Memang hasil akhir itu penting, kalian terlihat cantik dan stunning di hari bahagia, itu memang tujuan utama. Tapi pilih juga perias yang enak diajak kerjasama, karena dalam mengurus pernikahan, proses itu juga penting dan mempengaruhi hasil akhir biar ga ada penyesalan dibelakang. Biarlah ini jadi pengalaman pribadi aku. Meskipun setelah sharing dengan teman teman yang lain, ternyata reputasi Septi Widodo sebagai perias di mata mereka juga ga bagus. Jadi, untuk kalian yang berada di kota Balikpapan dan bingung mau cari perias, aku sarankan jangan memilih Septi Widodo kalo ga mau nyesel. Selain tarifnya selangit, servisnya juga sangat mengecewakan. 

Untuk mba Septi dan tim, kalau kebetulan membaca ulasan ini, saya ga bermaksud untuk menjelek-jelekan pihak tertentu. Tapi ini adalah kritikan dari saya, semoga bisa menjadi masukan dan instropeksi untuk bisa menjadi lebih baik kedepannya. Karena bukan cuma saya yang merasa kecewa dengan pelayanan dari perias Septi Widodo Gallery. Jadikan pelanggan yang utama, jangan egois dan jangan terlalu pelit. Semoga ini bisa jadi masukan buat mba Septi dan tim.

Rabu, 22 Maret 2017

My Wedding Vendors - Reviews (Indonesian Balikpapan Wedding)

Alhamdulillah di tanggal 12 Maret 2017 kemarin, acara pernikahanku yang sudah dipersiapkan sejak berbulan - bulan telah selesai digelar. Secara keseluruhan acaranya berlangsung meriah dan lancar. Tamu - tamu yang datang lumayan banyak melebihi undangan yang disebar, ikut memeriahkan resepsi pernikahanku yang dimulai dari jam 11 pagi sampai jam 3 siang. Kali ini blog aku bereisi tentang review vendor-vendor yang aku pilih untuk pesta pernikahan.

  1. Venue
Untuk tempat acara resepsi, aku memilih di hotel Grand Tiga Mustika, lebih tepatnya di Teratai Convention Hall. Keputusan memilih tempat disini sebetulnya karena kekeliruan dari aku dan keluarga. Pada saat melihat paket wedding yang ditawarkan, kita lumayan tergiur dan cepat-cepat membayar DP untuk booking tanggal pernikahan di tempat tersebut. Ternyata setelah banyak discuss dengan pihak hotel, tetap aja paket tersebut banyak kekurangannya juga. Aku ambil paket wedding diamond di harga yang lumayan tinggi, karena memang paket tersebut adalah yang terbaik. Sudah termasuk venue, dekorasi eksekutif, electone, prasmanan buffet sesuai dengan menu makanan hotel yang enak-enak, kamar honeymoon, dua kamar untuk keluarga dan lain-lain. Untuk dekorasinya sendiri dan makannnya cukup bagus dan memuaskan. Tapi untuk sistem pengelolaan makanannya, sangat mengecewakan. Pihak hotel tidak akan mengganti piring yang sudah terpakai meskipun misal makanannya masih ada. Disini yang aku bener-bener merasa kecewa. Bisa dibayangkan pada saat tamu-tamu masih berdatangan, makanan pun masih ada , tapi alat makannya tidak tersedia? Selain itu pemain electone dari hotel sebagian besar hanya memainkan lagu-lagu tradisional dan lagu-lagu jaman dulu. Ini juga menjadi nilai minus yang sangat besar untuk pihak hotel. Jadi secara keseluruhan untuk paket wedding di hotel Grand Tiga Mustika kurang memuaskan.

       2. Perias
Aku memilih Septi Widodo sebagai perias yang aku percayakan untuk the big day. Langsung aja, sangat tidak recommended. Kalau dari hasil riasan, semua memuji, memang aku terlihat "manglingi" kalo kata orang Jawa atau bahasa Indonesianya bikin pangling. Tapi sebenarnya itu hanya hasil akhir. Prosesnya pun sangat penting kalau kita memilih perias yang tepat. Bayangin aja, Septi terlambat datang di hari H. Harusnya, jam 4 aku udah mulai dirias, tapi dia baru datang hampir jam setengah 6 ! yang membuat akad nikah jadi molor dan resepsi pun juga jadi lama mulainya. Belum lagi orangnya luar biasa pelit dan tidak koordinatif. Tarifnya sangat mahal, 12 juta hanya untuk rias dan pinjam baju. Tanpa dekor, atau sekedar henna tangan. Baju manset, dalaman hijab, kemeja dalam pria, dan lain-lain yang harusnya sudah disediakan oleh perias, ini kita harus menyediakan sendiri. Belum lagi susah untuk komunikasi, misalnya kalau di sms , ga dibales atau dibales keesokan harinya atau malam hari. Kalau ditelepon juga jarang diangkat. Dan pelanggan yang harus menyesuaikan jadwal dengan perias bukan sebaliknya. Belum lagi asisten-asistennya sangat tidak bagus. Di hari pernikahan, sandal untuk mempelai wanita tidak dibawa begitu juga dengan melati sebagai aksesoris yang paling penting. Secara keseluruhan, aku kecewa banget dengan perias Septi Widodo.

        3. Dokumentasi

Untuk fotografi pernikahan mulai dari prewedding sampai resepsi, aku memilih Rumah Photo. Dari segi harga sedikit lebih miring dibanding Haria Production,  Imaji Studio atau Lexa-Pearce. Secara keseluruhan cukup memuaskan. Akan tetapi, ada kesalahan besar dari Rumah Photo yang lagi-lagi membuat kecewa. Sudah disepakati kalau nanti di acara resepsi, foto-foto prewed aku dan suami akan ditampilkan di layar yang besar di dalam ballroom. Tapi, kayanya mereka lupa ngurusin itu jadi di sepanjang acara, tidak ada foto-foto prewed aku yang ditampilkan. Aku sendiri juga lupa, karena aku sudah ga bisa lagi mikirin hal-hal yang harusnya sudah beres diurus sama vendor. Menurut pendapat aku pribadi, kru-kru fotografinya agak males sehingga terjadilah kesalahan besar itu yang sangat mengecewakan buat aku dan pihak keluargaku yang lain. Dari mereka mau mengganti kompensasi sebesar 500ribu, tapi menurutku itu masih ga sepadan. Jadi secara keseluruhan Rumah Photo harusnya cukup memuaskan tapi jadi sedikit mengecewakan karena ada kesalahan fatal tersebut.

Sekian review-review dari aku yang baru aja bekerja sama dengan vendor-vendor yang aku pilih untuk pesta pernikahan. Kalau kalian memilih untuk mengadakan resepsi di hotel, pilihlah hotel yang menawarkan paket wedding yang lengkap. Otomatis harga paket wedding di hotel dan harga paket wedding di gedung jauh berbeda. Pasti kita harus rela keluarin kocek yang lebih besar kalau kita memilih hotel akan tetapi kalau dari pelayanan mereka bagus, pasti sepadan dengan pengeluaran yang sudah kita keluarkan. Yang pasti dari segi tempat lebih mewah dan nyaman untuk para tamu undangan. Dekorasinya sendiri juga cukup oke, selain itu yang pasti jauh lebih praktis karena sudah ada event organizer dari hotel. Kita ga perlu repot-repot cari band atau dekorasi atau catering, semua sudah diatur oleh pihak hotel. Kemudian, jangan juga buru-buru deal dengan satu vendor. Carilah informasi sebanyak-banyaknya sebelum kalian bayar DP. Lebih bagus lagi kalau kalian mau rajin datang ke wedding expo, disana banyak referensi-referensi vendor yang mungkin pas di hati. Selain itu juga biasanya mereka memberikan informasi yang berguna untuk kita memilih vendor mana yang tepat untuk memeriahkan hari bahagia kita.