Rabu, 29 Maret 2017

Salah Pilih Perias = Fatal (Wedding Disaster)

Oke.. langsung aja untuk artikel blog aku kali ini, aku mau mengungkapkan uneg-uneg / kekecewaan / kritik / masukan / referensi , tentang perias yang aku pilih untuk acara terbesar dalam hidupku, acara pernikahanku. Buat kalian yang akan melangsungkan pernikahan, perlu diketahui perias adalah salah satu elemen utama yang sangat menentukan kesuksesan acara pernikahan kalian, selain catering, venue dan lain-lain. Salah memilih perias, akan meninggalkan bekas yang ga akan bisa hilang dan dilupakan seperti pengalaman pribadiku ini. 

Aku mulai mempersiapkan pernikahan dalam waktu yang tergolong singkat. Aku nikah di pertengahan bulan Maret dan baru mulai mengurus untuk keperluan acara di bulan Januari. Jadilah semuanya terkesan diburu-buru. Mulai dari venue, perias dan lain-lain, pada saat itu aku terlalu cepat untuk memilih dan memberikan tanda jadi alias DP. Selain karena minim referensi dan lumayan dikejar waktu, jadilah aku memilih perias Septi Widodo. Septi Widodo sendiri bukan nama asli dari si perias, tapi nama galerinya. Nama aslinya Septi Sagita Sari dan Widodo adalah nama belakang suaminya. Awalnya aku mau pilih House of Wedding (HOW), karena sudah sangat terkenal dan menjadi nomor satu di Balikpapan. Tapi waktu meeting pertama, aku dan mama kurang sreg dengan mas Adib (bos dan owner HOW). Karena waktu itu dia terkesan terlalu sibuk dan kurang bisa melayani tanya jawab dengan lengkap dan jelas. Dan pada saat itu, kita berada di galeri HOW yang juga sedang banyak pelanggan dan kita ga dikasih tempat yang lebih privat untuk tanya-tanya.  Selain itu juga sepertinya aku merasa lebih nyaman kalau dirias oleh perias perempuan. 

Akhirnya, jadilah aku menentukan pilihan ke perias Septi Widodo. Pada saat awal meeting, dia lumayan melayani dengan baik, berbeda sekali dengan HOW. Gallerynya juga sepi ga ada pelanggan yang lain jadi kita bisa lebih leluasa ngobrol-ngobrolnya. Orangnya ramah dan mau diajak discuss tanya jawab lama-lama. Hal itulah yang bikin aku jadi memantapkan hati untuk memilih perias ini. Karena dengan pertimbangan akan jauh lebih nyaman dengan perias perempuan, orangnya ramah dan mau menyediakan banyak waktu untuk pelanggan. Meskipun tarifnya lumayan mahal. 12 juta hanya untuk rias dan baju. Tanpa dekor kamar atau sekedar henna tangan. Ada bonus rias untuk prewedding sih.. tapi menurut aku tetap lumayan agak mahal.

Tanpa mau menunda-nunda lagi, beberapa hari kemudian, aku membayar DP dua juta, sesuai dengan yang disepakati. Setelah transfer, aku mengirim SMS ke Septi nya untuk pemberitahuan. Tapi SMS ku sama sekali ga direspon. Padahal sebelum-sebelumnya, kalau aku SMS dia lumayan responsif, tapi untuk kali ini aku heran kenapa sama sekali ga ada responnya padahal aku baru transfer uang yang menurut aku ga sedikit. Dari situ aku mulai merasa ada sesuatu yang ga beres. 

Selanjutnya, firasat jelek aku makin jelas terbukti. Setelah aku memberikan tanda jadi untuk dirias sama dia di acara wedding, semuanya jadi berubah 180 derajat. Perias itu susah banget dihubungin. Kalau ditelpon jarang diangkat, kalau di SMS dibalesnya lama banget. Padahal makin mendekati hari H, makin banyak yang perlu diatur, misal untuk jadwal fitting, untuk ukuran baju pagar ayu, ukuran baju orangtua, mertua dan lain-lain. Aku dan mama dari yang sabar jadi kehilangan kesabaran. Kita sempat berfikir untuk pindah ke perias yang lain, tapi kita juga dikejar waktu. Akhirnya aku ngerasa ga punya pilihan dan tetap harus bertahan dengan perias sudah aku pilih. 

Kekesalan aku makin memuncak begitu tau baju dan aksesoris yang disediakan sangat minim sekali. Untuk ukuran baju tidak bisa diubah-ubah, jadi dari kita yang harus bersusah payah untuk mencari pagar ayu yang ukuran badannya sesuai dengan ukuran baju yang si perias punya. Aku cuma bisa berusaha untuk sabar sesabar-sabarnya. Belum lagi ditengah-tengah kesibukan menjelang pernikahan , kita dibebankan dengan kewajiban untuk mencari atribut-atribut sebagai pelengkap baju dari perias seperti manset dan lain-lain yang seharusnya sudah disediakan oleh perias sehingga tidak menyusahkan pelanggan.

Akhirnya, aku cuma berharap pada saat hari H, semua akan berjalan dengan baik dan lancar. Aku berharap dia akan menebus semua sikap-sikap ga pantasnya di hari pernikahan. Tapi, justru malah di hari H dia banyak melakukan kesalahan yang fatal. Yang harusnya rias dijadwalkan akan dimulai jam 4 subuh , karena akad nikah dilaksanakan pagi jam 8, perias dan tim nya datang hampir di jam setengah 6 !!!
Aku gelisah banget karena aku takut semuanya jadi molor hanya karena jam setengah 6 aku baru mulai dirias. Belum lagi asisten-asistennya yang super duper menguji kesabaran, lupa bawa selop untuk pengantin dan lupa bawa bunga melati! Tapi pada saat itu aku cuma berusaha untuk menahan diri supaya tidak emosi, karena aku akan melewati prosesi yang sangat sakral dan aku ga mau mood ku jadi rusak gara-gara perias. 

Dan hasilnya, yang aku takutkan semuanya terjadi. Akad nikah jadi dilaksanakan jam setengah 9, semuanya jadi molor dan jadi terburu - buru untuk mempersiapkan resepsi yang dilangsungkan selanjutnya. Pada saat aku ganti gaun untuk resepsi, karena awalnya telat, ke belakangnya juga jadi telat. Tamu-tamu mulai berdatangan, tapi aku masih di kamar hotel untuk ganti gaun dan touch up. Aku bener-bener merasa sangat dirugikan. Belum lagi sang perias, orangnya sangat amat pelit. Waktu tante aku mau ganti hijab dan minta beberapa jarum pentul aku bisa denger kalau dia protes dan ga ikhlas jarum pentulnya diminta. Padahal itungannya, kan dia udah dibayar belasan juta hanya untuk rias dan meminjamkan beberapa gaun, apalah arti dari beberapa jarum pentul yang harganya ga seberapa itu?? Belum lagi jilbab chiffon yang ga sengaja terbawa sama sepupu aku yang baru selesai bertugas sebagai pagar ayu, ditagih sama dia. Padahal jilbab itu harganya ga lebih dari 50ribu. Dan dia menagih jilbab, tepat setelah aku transfer 9.5 juta untuk pelunasan biaya rias. Akhirnya mama yang mengganti jilbab itu dengan jilbab yang baru, karena mama juga udah muntab banget dengan attitude orang yang seperti itu.

Jadi, pesan aku buat yang mau nikah dan memilih perias, jangan cuma memilih perias yang hasil riasannya bagus. Memang hasil akhir itu penting, kalian terlihat cantik dan stunning di hari bahagia, itu memang tujuan utama. Tapi pilih juga perias yang enak diajak kerjasama, karena dalam mengurus pernikahan, proses itu juga penting dan mempengaruhi hasil akhir biar ga ada penyesalan dibelakang. Biarlah ini jadi pengalaman pribadi aku. Meskipun setelah sharing dengan teman teman yang lain, ternyata reputasi Septi Widodo sebagai perias di mata mereka juga ga bagus. Jadi, untuk kalian yang berada di kota Balikpapan dan bingung mau cari perias, aku sarankan jangan memilih Septi Widodo kalo ga mau nyesel. Selain tarifnya selangit, servisnya juga sangat mengecewakan. 

Untuk mba Septi dan tim, kalau kebetulan membaca ulasan ini, saya ga bermaksud untuk menjelek-jelekan pihak tertentu. Tapi ini adalah kritikan dari saya, semoga bisa menjadi masukan dan instropeksi untuk bisa menjadi lebih baik kedepannya. Karena bukan cuma saya yang merasa kecewa dengan pelayanan dari perias Septi Widodo Gallery. Jadikan pelanggan yang utama, jangan egois dan jangan terlalu pelit. Semoga ini bisa jadi masukan buat mba Septi dan tim.

1 komentar:

  1. Astaghfirullahalazim...
    Subhannallah...
    Aku baru tau lho nduk ceritamu wedding, ya karena emang kamu nggak cerita. Eh mana aku nggak bisa datang pula ya. Sekali lagi maafkan aku ya nduk...

    Kalo lihat dan membaca ceritamu ini kayaknya si periasnya ini meremehkan kliennya. Dia merasa dirinya sudah sangat pengalaman sehingga tidak perlu membuat yg namanya janji temu untuk penjelasan lebih detail.

    BalasHapus