Terima kasih Vemale, yang sudah memberikan saya kesempatan
untuk berbagi cerita tentang suka duka mempersiapkan pernikahan. Semoga cerita
saya ini bisa memberikan inspirasi dan
motivasi kepada calon pengantin wanita yang sedang mempersiapkan pernikahan ,
juga untuk para istri yang ingin bernostalgia mengingat kenangan – kenangan
pada saat menuju ke pelaminan..
Saya cuma punya waktu sekitar dua bulan untuk
mempersiapkan pernikahan. Karena acara lamaran dilaksanakan diawal bulan
Januari 2017 dan penentuan tanggal pernikahan adalah di tanggal 12 Maret 2017.
Saya pikir dua bulan adalah waktu yang cukup untuk mempersiapkan sebuah acara
pernikahan, tapi ternyata tidak. Mulai dari harus mengurus dokumen di KUA,
melakukan foto prewedding, dan
lain-lain. Apalagi pada saat itu saya benar-benar belum memutuskan vendor mana
yang akan saya pilih untuk berpartisipasi dalam acara pernikahan saya nanti.
Yang paling pusing adalah saya dan mama saya. Dari pihak suami sama sekali
tidak bisa membantu karena mereka berasal dan tinggal di luar kota, sementara
pesta pernikahan akan digelar di kota tempat saya tinggal yang juga merupakan
kota kelahiran saya. Jadilah 100% persiapan acara dilakukan oleh pihak
perempuan.
Sebagai langkah awal, saya mulai cari-cari referensi
vendor. Berbagai referensi saya dapat dari media sosial seperti instagram dan
lain-lain juga dari informasi teman-teman. Akan tetapi ternyata kita butuh “feeling” atau intuisi sendiri yang kuat
dalam memilih vendor yang tepat dan sayangnya dalam hal ini, “feeling” saya kebanyakan salah. Hehe.
Dimulai dari memilih perias. Awalnya saya dan mama
sepakat untuk memilih perias yang katanya terbaik di kota saya. Reputasinya
juga bagus, dari info teman – teman dan sosial media. Akan tetapi ketika kami
melakukan meeting pertama kali, kami
tidak mendapatkan kesan yang baik. Si owner
yang langsung turun tangan melayani kami tapi juga sibuk dengan pekerjaannya
yang lain. Mungkin memang sedang menangani banyak job, akan tetapi apa salahnya juga untuk fokus sebentar dengan kami
karena kami adalah calon pelanggan yang akan membayar mahal dan butuh servis
yang memuaskan. Dari situ akhirnya kami memilih perias terbaik yang kedua saja,
yang ternyata lebih bisa fokus dengan kami di meeting pertama dan menjawab
berbagai pertanyaan kami dengan jelas dan memuaskan.
Setelah sudah memutuskan pilihan untuk perias,
selanjutnya saya harus memutuskan pemilihan tempat acara. Saya memilih untuk mengadakan resepsi di
sebuah hotel dibanding di gedung.
Jadilah saya mengirim email ke beberapa hotel yang ada di kota saya
untuk mencari tahu penawaran paket wedding yang terbaik. Setelah rembukan
dengan keluarga akhirnya saya memutuskan untuk memilih hotel “GTM”, sebut saja
begitu. Karena biaya yang harus dikeluarkan untuk menikah di hotel cukup fantastis,
jadi saya berharap pihak hotel bisa memberikan kepuasan kepada kami. Tapi
ternyata, hasilnya jauh dari harapan saya.
Dalam mempersiapkan pernikahan, memilih vendor saja
rasanya sudah bikin pusing tujuh keliling. Dan ditambah lagi dengan konflik-konflik
dengan keluarga yang tidak disangka-sangka ikut memberatkan pikiran. Katanya,
memang orang yang mau menikah akan diuji kesabarannya dan saya sudah
membuktikannya sendiri. Saya sering bertengkar sama mama kadang hanya karena
masalah kecil (mungkin karena kami berdua sudah sama-sama stress). Kemudian ada
konflik dari sepupu yang kecewa karena batal jadi pagar ayu setelah ada
pertimbangan tertentu, yang bikin hubungan saya dan keluarga besar jadi tegang,
belum lagi saya yang sering mengeluh dengan suami saya karena saya sangat lelah
harus mempersiapkan semuanya sendiri tanpa dia. Karena waktu itu suami saya
kerja di lokasi pertambangan dan baru bisa pulang H-2 sebelum akad nikah. Dan
membuat saya juga kadang bertengkar dengan suami (yang waktu itu masih jadi
calon suami). Pokoknya banyak hal-hal yang kita tidak menduga akan jadi
masalah, ternyata bisa jadi cobaan bagi calon pengantin menjelang pernikahan.
Secara keseluruhan, saya cukup kecewa dengan acara
pernikahan saya. Meskipun banyak yang bilang kalau resepsi saya berjalan
sukses, tapi mereka tidak tahu apa yang ada didalamnya. Vendor-vendor
pernikahan saya melakukan kesalahan yang fatal di hari pernikahan saya.
Contohnya perias yang datang terlambat dua jam dari jadwal yang membuat acara
akad jadi terlambat dimulai dan resepsi juga jadi terlambat. Bisa dibayangkan
betapa stresnya saya pada waktu itu sebagai calon pengantin yang beberapa saat
lagi akan melangsungkan akad yang harusnya dilalui oleh si calon pengantin dengan
pikiran yang tenang dan syahdu tapi malah dibuat was-was dan stress.
Bagi para calon pengantin yang akan melangsungkan
pernikahan, saran saya banyak-banyaklah cari informasi tentang vendor
pernikahan yang akan kalian pilih. Perias, catering
dan tempat acara adalah beberapa vendor utama yang harus benar-benar bisa
meyakinkan kita untuk membuat acara pernikahan berjalan lancar. Mungkin
kesalahan-kesalahan yang saya buat dalam memilih vendor juga karena sudah
dikejar oleh waktu. Dua bulan untuk mempersiapkan acara pernikahan ternyata kurang
lama. Ada baiknya juga rajin datang ke
acara wedding expo untuk menambah
referensi tentang vendor pernikahan. Selain itu, jangan lupa banyak-banyak
ibadah dan meningkatkan kesabaran, karena pada saat menjelang pernikahan calon
pengantin akan mendapat banyak ujian. Disaat ada waktu luang, sangat bagus
kalau bisa me-time sendirian atau
bersama-sama dengan bridemaids dengan
melakukan perawatan di spa atau salon langganan. Atau lakukanlah bersama dengan
ibu, karena biasanya ibu adalah orang yang lebih stress dalam mempersiapkan
pernikahan anaknya dibanding calon pengantinnya sendiri.
Sekiranya itu sebagian dari pengalaman saya dalam
mempersiapkan acara pernikahan. Seandainya waktu bisa kembali diulang, saya
ingin mengadakan resepsi pernikahan lagi dengan memilih vendor yang berbeda dan
dengan persiapan yang lebih matang. Memang dalam mempersiapkan pernikahan bagi
saya bukanlah hal yang menyenangkan yang saya rasakan waktu itu. Tapi saya
menganggap mungkin semakin berat yang kita lalui untuk menuju pernikahan,
semakin kita bisa lebih menghargai pernikahan yang akan kita jalani. Hikmah
itulah yang bisa saya ambil dan akan selalu saya ingat selamanya… :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar