Selasa, 21 November 2017

Tentang Rina Nose, Gal Gadot dan Film Naura Genk Juara

Bulan November 2017 ini adalah bulan yang menjadi saksi bisu akan banyaknya peristiwa yang menggemparkan negeri ini. Salah satunya adalah ketum Partai Golkar  yang merupakan (terduga) koruptor uang triliunan, Bapak Setya Novanto yang sukses meramaikan cerita bangsa dengan drama-drama yang dia buat untuk mangkir dari panggilan KPK. Tapi kali ini saya tidak mau bicara lebih banyak tentang orang sakti dan super powerful tersebut, karena pasti tidak akan ada habisnya. Yang menarik perhatian saya belakangan ini adalah masalah yang berkenaan dengan agama.
Yang pertama adalah artis kenamaan ibukota, Rina Nose yang tiba-tiba membuat banyak muslimah terkejut dengan keputusannya untuk melepas hijab yang kurang dari setahun sudah dia kenakan.
Yang kedua adalah wanita cantik berkebangsaan Israel yang memerankan tokoh superhero feminis Wonder Woman, Gal Gadot yang menurut media entertainment internasional Enews ternyata dia tidak hanya superhero di film tapi juga superhero di dunia nyata.
Yang ketiga adalah film untuk anak-anak yang berjudul "Naura dan Genk Juara" yang ternyata sangat kontroversial, dan hal tersebut sengaja tidak diperlihatkan di trailer supaya lebih menarik minat orangtua untuk mengajak anak-anaknya menonton film tersebut.

Setelah banyak berselancar alias browsing dan menelusuri media sosial baik instagram, snapchat, google search, youtube dan lain-lain, menurut saya banyak sekali orang-orang yang berhasil digiring opininya oleh pihak-pihak tertentu. 
Untuk masalah yang pertama, Rina Nose yang melepas hijabnya. Banyak netizen yang berkomentar "masa bodoh", "itu hak dia", "terserah dia selama kita ga dirugikan apa-apa", "kenapa sih mesti ngeributin masalah agama terus". Kalau yang berkomentar seperti itu adalah non muslim, wajar saja. Karena memang fenomena lepas hijab ini tidak akan sedikitpun berpengaruh kepada mereka. Mirisnya, sebagian orang yang berkomentar seperti itu adalah orang-orang yang di KTP nya tercatat sebagai orang Islam. Jujur saya kesal tapi juga kasihan dengan orang-orang semcam ini. Kesalnya karena mereka sama sekali tidak menunjukkan kepedulian dengan agamanya. Dan kasihan, karena mereka orang-orang yang cuma bisa berpikir sempit dan merasa bahwa keputusan lepas hijab seorang artis tidak ada pengaruhnya sama sekali bagi orang lain. 
Bicara masalah hak, memang adalah hak bagi semua orang tentang bagaimana mereka mau menganut dan menjalankan agama atau malah memilih tidak beragama sama sekali. Akan tetapi untuk kasus Rina Nose ini , tentu sedikit banyak akan ada pengaruhnya bagi masyarakat kita. Dia adalah seorang public figure yang terkenal dan apa yang mereka lakukan tidak menutup kemungkinan menjadi contoh bagi orang yang melihat dia. Selain itu, ada kata-katanya yang juga mengarah ke atheisme meskipun hal tersebut sudah disanggah oleh dia sendiri. Betapa sombongnya dia dengan mengatakan tidak butuh Tuhan untuk bisa hidup damai dan tenteram. Hal inilah yang membuat Ust Abdul Somad menyebut dia pesek dan tidak menarik sebagai artis dengan tujuan untuk mengimbangi kesombongannya. Dan lagi-lagi apabila yang bicara begitu adalah seorang ustadz, sudah bisa ditebak sebagian orang langsung menyoroti dan melabeli ucapannya sebagai sebuah kontroversi.

Kemudian ada fenomena wanita super Gal Gadot yang sekarang sedang bersinar di dunia perfilman Hollywood karena sudah sukses memerankan superhero wanita Wonder Woman. Saya cukup tersulut dengan postingan video dari Enews tadi pagi. Di video tersebut digambarkan kalau Gal Gadot tidak hanya bersikap seperti superhero di film tapi juga superhero di dunia nyata ketika dia berusaha menenangkan seorang anak kecil perempuan yang sedang menangis di depannya. Satu contoh baik itu sudah menjadikannya sebagai superhero oleh media internasional. Tapi apakah semua orang tahu, kalau sebagai seorang yahudi, dia telah mendukung militer Israel untuk memerangi Palestina? Apakah semua orang tahu dia mendukung bagaimanapun cara tentara Israel membunuh anak-anak kecil Palestina? Setidaknya negara Libanon tahu akan hal itu dan melarang pemutaran film Wonder Woman di negara tersebut sebagai bentuk menentang zionis yang sudah menindas muslim sejak berpuluh-puluh tahun lamanya. Sayang sekali sebagian besar orang di dunia seperti tutup mata dan tutup telinga ketika muslim yang ditindas. Bayangkan saja, hanya puluhan orang mati di Las Vegas dan Manchester kemarin sudah membuat banyak aktor, aktris, penyanyi kelas dunia menggalang dana, konser amal dan lain-lain. Tapi apakah ada penggalangan dana atau konser amal yang dicetuskan para pesohor dunia untuk jutaan muslim di dunia yang sudah mati karena penindasan dan terorisme besar-besaran?
Dan balik lagi , apakah dengan fakta bahwa Gal Gadot, seorang zionis yang mendukung penindasan muslim di Palestina masyarkat dunia masih melihatnya sebagai seorang superhero? Yang saya lihat sejauh ini, iya, dia masih dianggap seorang Wonder Woman sejati oleh banyak orang. Dan lagi-lagi muslim yang dianggap terlalu sensitif dan "baperan".

Terakhir, ada sebuah film musikal anak-anak yang kalau sepintas kita lihat mirip dengan film Petualangan Sherina, judulnya adalah Naura dan Gank Juara. Setelah mulai muncul banyak kecaman tentang film tersebut, saya penasaran untuk lihat trailernya. Sama sekali tidak ada sesuatu yang kontroversial di trailer film tersebut, dan mungkin itulah trik dari si pembuat trailer untuk menarik minat penonton yang kebanyakan adalah orangtua yang ingin menyuguhkan tontonan positif di layar lebar untuk anak-anak mereka di tengah-tengah banyak suguhan tontonan di televisi yang tidak bermutu dan menyesatkan. Akan tetapi siapa sangka film yang seolah-olah sangat bagus untuk dipertontonkan ke anak-anak adalah film yang seharusnya dilarang untuk tayang karena sangat memiliki unsur SARA yang negatif. Dalam film tersebut digambarkan kalau oknum - oknum penjahat adalah muslim berjenggot yang gemar berdzikir dan mengucap takbir. Sangat jelas kalau film ini bertujuan untuk mendidik anak kecil yang masih belum terlalu mengerti dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah untuk membenci Islam dan penganut-penganutnya. Kalau ditelusuri lebih jauh, sutradara film ini adalah Eugene Panji yang merupakan pendukung bapak ahok atau yang biasa disebut dengan "kecebong". Begitu juga dengan produser dan timnya yang lain.
Apakah ada tindakan tegas untuk para ahoker yang masih gagal move on tersebut karena sudah mendiskreditkan Islam secara terang-terangan melalui film? Saya masih tidak yakin. Dengan segala kemelut SARA yang terjadi di negara ini, lucunya lagi-lagi ada beberapa orang yang masih menyalahkan Islam dengen sebutan radikal, primitif, tidak toleran dan lain-lain apalagi kalau film ini sampai memicu adanya gerakan 212 jilid sekian.

Tiga peristiwa yang saya sedikit paparkan diatas memiliki sebuah persamaan. Ketika agama malah dituduh sebagai penyulut kericuhan. Banyak orang yang berhasil dipengaruhi oleh media dan langsung memiliki opini tertentu terhadap sebuah agama. Sayangnya mereka tidak menggali lebih dalam untuk melihat mana yang benar dan mana yang salah, tapi memang sudah sulit untuk bisa membedakan benar atau salah ketika mata hati dan pikiran sudah dibutakan oleh postingan demi postingan. Ketika Buni Yani dan Jonru Ginting dipenjara karena menyuarakan kebenaran lewat sosial media lewat postingannya, investigasi kasus Viktor Laiskodat yang jelas-jelas menyuarakan ujaran kebencian, fitnah dan provokasi SARA malah sekarang sudah dihentikan. Tidak perlu berpikir jauh-jauh apa yang diperlukan bagi semua orang untuk bisa menemukan kedamaian, karena solusinya hanyalah satu, yaitu adanya keadilan...


Gloomy Wednesday,
Nov 22nd 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar