Rabu, 04 April 2018

Central Java Trip (Part 1)

Kalau Anda lagi punya rejeki lebih untuk plesiran, dan mempertimbangkan mau ke luar negeri tapi yang dekat-dekat saja, seperti Malay, Thailand, Hongkong, Vietnam, dll, saya sarankan pikir dua kali. Kenapa? Karena negara kita tercinta ini, Indonesia, sure has it all dibanding negara-negara tersebut. Mulai dari kuliner, pemandangan alam, ragam objek wisata pokoknya lengkap deh ! Saya sudah buktikan sendiri berkali-kali setiap ada kesempatan untuk mengunjungi kota-kota di Indonesia. Dan kali ini saya berkesempatan untuk berkunjung ke dua kota di Jawa Tengah, yaitu Cilacap dan Purwokerto. Dan satu lagi kota lainnya, Yogyakarta. Di tiap kota saya mendapatkan banyak pengalaman mengasyikan yang berbeda - beda. Berikut sedikit cerita dari saya..

  1. Cilacap 
Kenapa saya bisa sampai "nyasar" ke kota ini, yang pasti semua karena suami. Dia kelahiran Cilacap dan punya banyak sekali keluarga besar di kota itu. Kami sudah menjadwalkan untuk mengunjungi kedua orangtua suami dan keluarga yang lain di bulan Maret tahun 2018. Ini adalah kali kedua saya berkunjung ke kota yang juga dijuluki Kota Industri dan Bercahaya tersebut. Tapi kedatangan saya yang pertama cukup singkat dan belum sempat mengeksplor lebih jauh. Dan kali ini, selama kurang lebih empat hari disana, saya cukup puas jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang menarik. Yang pertama adalah kawasan pantai Teluk Penyu. Pantai ini terletak dekat dengan pulau Nusakambangan yang populer itu. Sayangnya saya tidak sempat menyebrang ke pulau tersebut dikarenakan kendala waktu yang mepet. Tapi saya cukup puas sudah berada dekat sekali dengan pulaunya dan bisa melihat sendiri bagaimana keindahan pulau tersebut meskipun cuma dari seberang lautan.

Sekilas pemandangan dari Pantai Teluk Penyu

Masih dalam kawasan pantai Teluk Penyu, terdapat sebuah benteng besar bawah tanah dari jaman penjajahan dulu, yaitu Benteng Pendem. Lagi-lagi saya tidak sempat masuk ke dalam benteng, karena kendala waktu. Saya tiba disana sudah sekitar jam lima sore, sudah terlalu larut untuk mengunjungi sebuah benteng tua. Tidak ada pengunjung yang terlihat sehingga area di dalam benteng terlihat sangat sepi. Saya tidak cukup bernyali untuk menjelajah benteng bawah tanah hanya berdua dengan suami. Akan tetapi saya sudah cukup senang bisa berfoto didepan pintu gerbang bentengnya hanya sebagai penanda kalau saya sudah mampir kesitu. Hehe..

Benteng Pendem, tampak depan




Setelah berlalu dari daerah pantai, kami menuju ke alun-alun kota. Hampir sama saja seperti alun-alun kota umumnya yang ada lapangan yang dijadikan warga setempat untuk menghabiskan waktu sambil menikmati jajanan yang dijual di sekitar alun-alun. Juga ada masjid besar di dekat situ yang kami gunakan untuk menunaikan ibadah solat magrib sebelum pulang ke rumah karena membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari pusat kota Cilacap untuk pulang.
Oh iya, saya juga sempat jalan-jalan ke Plaza Borobudur untuk sekedar makan, cuci mata dan nonton. Ada bioskop yang baru sekitar setahun dibuka di plaza tersebut yang bernama Dakota Cinema. Harga tiketnya terbilang cukup murah yaitu hanya 25 ribu di hari kerja. Bioskopnya sendiri tidak terlalu besar seperti XXI atau CGV, tapi cukup nyaman dan modern... 

       2. Batur Raden, Purwokerto

I definitely will be going back to this city again someday ! Itulah kesan yang saya dapatkan setelah saya menghabiskan waktu sekitar dua hari di Purwokerto. Pertama, saya mengunjungi makam eyang yang terletak di kota Purwokerto nya. Karena saya tidak sering-sering berangkat ke Jawa, jadi tiap ada kesempatan untuk berkunjung ke Jawa Tengah pasti saya mampir untuk "nyekar" ke makam eyang dan beberapa anggota keluarga lain dari ayah saya yang dimakamkan di Purwokerto, di area makam Tanjung namanya. Setelah meluangkan waktu untuk ziarah, saya sudah tidak sabar untuk segera menuju ke lokasi Batur Raden, yaitu daerah wisata yang berada di kaki Gunung Slamet. Memerlukan waktu hanya sekitar setengah jam perjalanan dari kota Purwokerto menuju resort tempat saya menginap di daerah Batur Raden. Saya selalu excited kalau liburan ke daerah pegunungan dibanding ke pantai. Bagi saya, daerah pegunungan lebih tepat untuk relaksasi, mulai dari pemandangannya, udaranya dan tempat-tempat wisatanya. Dan benar saja, pilihan untuk berwisata ke Batur Raden sangat tepat buat saya. Baru saja berkendara menuju resort, kami sudah disuguhkan dengan pemandangan-pemandangan indah. Jalan yang terus menanjak membuat saya bersemangat, karena semakin menanjak, semakin bagus pemandangan kota dari kejauhan yang disuguhkan.

Komplek resort tempat kami menginap

Taman di area resort
Setibanya di resort, saya sama sekali tidak kecewa. Kamarnya bagus dan privat sekali konsepnya. Ditambah dengan taman-taman yang indah yang memanjakan mata. Akan tetapi saya dan suami tidak berniat untuk berlama-lama istirahat karena kami sudah tidak sabar untuk melihat wisata apa yang Batur Raden tawarkan.
Yang pertama, kami menuju ke lokawisata Baturraden. Seingat saya cukup dengan 14 ribu/orang untuk bayar tiket masuk, kita sudah bisa menikmati semua objek wisata didalam lokawisata Baturraden. Di dalamnya terdapat kolam renang, sepeda angin, terapi ikan, flying fox dan banyak lainnya. Akan tetapi untuk menikmati beberapa fasilitas tersebut ada harga tiketnya sendiri lagi. Bagi yang tidak suka untuk basah-basahan atau menguji adrenalin dengan bersepeda di ketinggian, cukup dengan jalan-jalan saja rasanya sudah puas. Karena di dalam lokawisata terdapat beberapa pemandangan menakjubkan seperti air terjun, air mancur yang menyatu dengan alam dan lain-lain.

Salah satu landscape yang menakjubkan di dalam lokawisata


Dapat bonus disuguhi pelangi yang terlihat di tengah air mancur
Salah satu pemandangan air terjun yang luar biasa
Hanya mengitari seluruh area lokawisata saja rasanya sudah cukup melelahkan. Sayangnya, untuk urusan perut, lokawisata ini kurang memberikan banyak variasi makanan yang tersedia. Hanya ada pecel kupat tahu dan mendoan dimana-mana. Ketika saya sudah senang melihat gerobak bakso dan soto ayam, eh tidak ada penjualnya. Jadilah saya makan siang dengan pecel saja. Meskipun di pegunungan tapi cuaca yang panas masih saja terasa menembus kulit. Jadinya kami juga sering cepat haus dan menghabiskan berbotol-botol minuman selama mengeksplorasi area lokawisata yang mengharuskan kita menaiki banyak anak tangga untuk menuju ke tempat yang menyuguhkan pemandangan indah.



Malam harinya, seolah tidak menghiraukan rasa lelah, kami memutuskan keluar untuk menikmati pemandangan Batur Raden dimalam hari sekaligus cari tempat makan malam yang enak. Tidak cukup banyak pilihan restoran,  dan akhirnya kami memutuskan singgah di restoran Pringsewu. Sepertinya restoran ini yang paling terkenal di Purwokerto. Setelah masuk ke area restorannya yang luas dengan konsep indoor dan outdoor saya langsung teringat kalau beberapa tahun yang lalu saya pernah makan disini dengan keluarga besar. Jadilah saya seperti nostalgia. Pelayanannya pun cukup memuaskan, ketika kami selesai order, pelayan restorannya bertanya apakah ada dari kami yang sedang berulang tahun atau sedang merayakan sesuatu. Saya menjawab tidak ada, ultah saya sudah lewat bulan lalu. Si pelayan memastikan lagi, mungkin kami sedang merayakan tanggal jadian atau apa, dan saya bilang ke dia kalau bulan ini kami baru melewati anniversary pernikahan. Dan pelayannya langsung menawarkan apakah mau dirayakan, gratis sebagai servis dari restoran. Oh, jelas saya mau. Hehe..
Dan jadilah foto ini serta free puding sebagai sedikit ucapan selamat dari restoran. Sebenarnya ditawarkan pertunjukkan angklung khusus buat kami berdua, tapi kami memilih untuk difoto saja.



What a perfect moment to end the first night in Baturraden :)
Keesokan harinya, sembari ingin mencari sarapan pagi yang lezat di Baturraden, kami menemukan sebuah objek wisata lagi yaitu Small Garden. Tempat wisata yang satu ini tidak kalah indahnya dengan lokawisata. Menawarkan pemandangan pegunungan yang sangat indah dengan properti yang menunjang untuk menghasilkan foto-foto yang istimewa. Sepertinya tempat ini memang khusus untuk berfoto. Bahkan ada penawaran khusus untuk prewedding photography disini dengan tarif yang cukup murah yaitu 200 ribu untuk tiga jam sesi pemotretan. Tapi untuk cerita dan foto-fotonya saya sambung ke blog selanjutnya ya :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar